Ahh..tidung, ketika saya datang dengan ekspetasi tinggi berharap pulau yang sepi, pantai yang bersih
dan laut yang indah, tetapi semua berbanding terbalik ketika sampai di sana.
Mungkin hanya karena masalah waktu kedatangan saya saja yang tidak tepat.
Ketika long weekend dan sebagian warga Jakarta menghabiskan akhir pekan di sana, ketika cuaca sedang tidak bersahabat karena masih masuk ke dalam pergantian musim dan mungkin juga ketika laut sedang tidak bagus.
Mungkin saja aslinya tidung tidak seperti ini, masih ada tidung yang sepi, pantainya yang bersih dan lautnya yang indah.
Ketika warga Jakarta membutuhkan tempat untuk berekreasi yang masih asri dan alami, tidung bisa menjadi pilihan. Pasirnya yang masih putih, lautnya yang tenang dan lokasinya yang gampang dicapai tak heran akhir-akhir ini tidung seperti naik pamor.
Tapi seperti hal yang tidak bisa dihindari, objek wisata yang mulai ramai pasti akan meninggalkan kerusakan lingkungan jika pemerintah setempat tidak serius untuk membenahinya.
Saya jadi teringat cerita teman saya yang datang ke tidung dengan niat untuk berburu foto landscape, tapi berulang kali dia menggerutu karena tiap kali dia memotret selalu saja ada bungkus indomie yang terfoto.
Kalau saja saya boleh meminjam impian teman saya “satu wisatawan satu trash bag sampah” untuk membersihkan tidung dari sampah, pasti tidung bisa kembali bersih.
Semoga saja Tidung tidak menjadi Ancol berikutnya.
* suasana di muara angke saat berangkat menuju tidung, udah mirip kaya arus mudik lebaran.
* pengunjung yang ke tidung pada waktu itu hampir mencapai 2000 orang, terbukti dari banyak sepeda yang di parkir.Hampir mirip dengan parkiran di mal-mal jakarta.
* sampah-sampah yang mampir di tidung dari Jakarta, dari mulai kayu-kayu, sofa, kasur, ban dan apa aja yang bisa mengambang, mungkin dari sisa-sisa banjir di Jakarta.
* selamat datang di Pulau Bantar Gebang, di sini kami lebih mirip jadi pemulung dari pada turis.hahahaaa..
* bermain-main dengan sampah
* kalo tanpa sampah, pantai tidung seperti ini