Jakarta - Jum’at, 14 Januari 2011
“Sorry., gue gak bisa ikut, gue harus ikut yusidium di kampus.”
“Gue juga gak bisa ikut, kalo gak ada temen cewe-nya. Lagipula gue belum ada duit....”
“ Ndi.., sorry gue gak bisa ikut besok, tiba-tiba aja senin-nya gue harus ada di kampus buat ngurus skripsi gue...”
Nada dering panggilan handphone...,
“Ndi.., maap gue gak bisa ikut. Tiba-tiba aja gue demam, udah dua hari ini.....bla..bla..bla..”
“Coy..sorry kayanya gue gak jadi ikut, tiba-tiba aja ada tamu kantor dan gue harus nemenin. Lagian cuaca di Malang juga lagi buruk bla..bla..bla..”
................................
Saya juga sempat menghawatirkan cuaca di Malang yang buruk dua hari belakangan ini. Tapi kata teman saya yang sempat menghubungi nelayan di Sempu, bahwa Pulau Sempu tetap dibuka dan juga sms teman saya di Surabaya yang isinya “Apapun yang terjadi, kita tetap meluncur ke Sempu” membuat saya kembali semangat. Kereta tidak akan pernah batal berangkat gara-gara menunggu penumpang bukan?? :Dari 7 orang yang akan ikut, 5 orang membatalkan diri dengan berbagai alasan. Tinggal saya berdua saja dengan teman dari Padang (kalo yang ini gue tau banget orangnya, dia tipe orang impulsif, dan gak mungkin pula dia membatalkan keberangkatan karena sudah pesen tiket jauh2 hari Padang-Jakarta.) Yaa..setidaknya masih ada temen-temen dari Malang dan Surabaya, bukan cuma kita berdua.
Pukul 11.00 WIB saya berangkat sendiri dari kostn dengan membawa ransel gunung pinjaman temen. Kami janjian bertemu di stasiun Jatinegara. Tiba di stasiun Jatinegara dia masih belum dateng. Akhirnya sambil menunggu dia datang, saya duduk lesehan dekat loket penjual karcis. Diseberang loket terlihat seorang pemuda sedang antri membeli tiket sambil membawa ransel gunung sama seperti saya. Pemuda itu lalu menghampiri saya sekedar menyapa dan berjabat tangan.
“ Mau kemana mas?? ”
“ Ke Malang mas, mas sendiri mau kemana? “
“ Ooh..Saya mau ke Merbabu mas.., udah dulu ya mas kereta saya bentar lagi tiba”
Dia pun langsung masuk ke dalam peron. Saya merasakan kehangatan ramah tamah anak gunung, walaupun tidak saling kenal tapi mencoba untuk menyapa. Persis ketika kita bertemu pendaki lain ketika sedang naik. Tidak lama kemudian teman saya pun datang.
Matarmaja - Sabtu, 15 Januari 2011
“ Udah sampai mana mas?? “ bunyi sms pagi itu dari teman saya di Malang.
“ Udah di Stasiun Kota Lama Malang, bentar lagi juga sampai tapi aku mau bersih-bersih badan dulu.”
“ Okey.., bentar lagi aku ke stasiun, lagi nunggu temen dulu”
Setelah bersih-bersih dan sarapan pagi di stasiun kota baru Malang, akhirnya dateng juga teman-teman saya anak Malang. Bertiga, dua cewe dan satu cowo.
“ Lho.. kok cuma bertiga?? “
“ Lah..mas sendiri kok cuma berdua, katanya bertiga”
“ Iya.. terakhir temanku dari Bali batalin keberangkatan juga, tenang.. masih ada temenku dari Surabaya ”
Tidak lama kemudian dateng juga teman-teman dari Surabaya, cuma berdua juga.hahaaa... Setidaknya sekarang kami bertujuh dari rencana lima belas orang, masih ada setengahnya.
Pertama kali bertemu, (kecuali saya yang kenal sama semuanya) jarang ada yang berbicara, semua saling diam. Saya memakluminya karena baru pertama kali kenal, pertama kali trip dengan orang yang baru dikenal adalah hari pertamanya pasti lebih banyak diam. Dan sepanjang perjalanan kami pun lebih banyak diam.
|
tiba di Sendang Biru |